Jembatan Pidoli yang melintas di atas sungai Aek Pohon adalah salah satu
Icon Pidoli. Banyak peristiwa dan kenangan yang selalu dikaitkan dengan
jembatan ini. Seperti syair dalam pantun atau puisi yang berbunyi : … jambatan i Pidoli … marsambung dua i tonga-tonga … janjintai na sanoli … tumbuk tu halak do laluna …..
Jembatan Pidoli pernah ambruk dan putus di malam Kamis Tahun 1976.
Peristiwa ini menjadi kenangan tersendiri bagi masyarakat Pidoli
khususnya dan masyarakat lain yang pada saat itu sedang dalam perjalanan
akan melewati Jembatan Pidoli. Ada suka dan dukanya, terganggunya jalur
transportasi Lintas Barat Sumatera adalah duka putusnya jembatan,
sedangkan sukanya adalah masyarakat memanfaatkan situasi itu untuk
berjualan makanan di sepanjang jalan untuk mempermudah pengguna jalan
memperoleh makanan, ada juga yang membantu penyeberangan darurat.
Seperti diceritakan orang tua “ … laku doma jagal pocal niba … “. Diceritakan juga bahwa pada keadaan tertentu pengguna jalan yang jauh sempat mendirikan tenda untuk bermalam.
Selain itu sudah menjadi kebiasaan bagi orang tua ketika ditanya tentang kapan anaknya lahir, mereka menjawab “ dompak so magotap jambatan ….. dung magotap jambatan.”